BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup
dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan
yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai.
Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap
insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Untuk
mewujudkan nya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat di andalkan.Sosok
itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.
Namun
bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa
hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta kekuasaan.
Untuk
menjawab pernyataan tersebut dapat ditemukan pada bagian PEMBAHASAN.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian
kepemimpinan ?
2.
Apa
hubungan Pemimpin dan Kepemimpinan ?
3.
Apa
Teori Kepemimpinan ?
4.
Apa
Tipe Kepemimpinan ?
5.
Apa
masalah Kepemimpinan ?
6.
Bagaimana
menjadi Pemimpin yang ideal ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Bapak
Pindo Witoko
2.
Menjelaskan Defenisi Kepemimpinan
3.
Menjelaskan hubungan pemimpin, kepemimpinan
4.
Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan
5.
Menjelaskan masalah – masalah dalam
kepemimpinan
6. Menjelaskan
bagaimana menjadi Pemimpin
yang baik
D. Manfa’at
Kita dapat belajar bersama dan dapat memahami akan
penting nya Manajemen dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi penyusun
sendiri dapat lebih memahami Apa itu Pemimpim, dan Kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk
bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
B. Pemimpin
dan Kepemimpinan
1. Pemimpin
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan
keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin
berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya
turut Saya sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin
adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah
mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah
seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak
lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus
bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
© Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan
sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
© Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
© Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang
– orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
2. Kepemimpinan.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok .Kepemimpinan adalah seni
untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100)
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut.
Ø George
R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan
adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang
lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan
Ø G.L.Feman
& E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi
dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Ø C.M.
Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan
seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
Ø R. C.
Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan
sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
C .Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya
untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
© Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan
yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
© Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
© Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi
diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
© Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan
sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal.
a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yangmemberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus
merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai
dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus
ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori
kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan
sangat mempengaruhi gaya Kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang
menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.
D. Tipe Kepemimpinan
Tipe
kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe
kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai berikut.
1. Tipe
Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari
pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat
sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah
dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia
kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau
instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik
oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang
tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang
berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi
penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik
dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada
pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan
sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis :
“biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.Pemimpin akan
menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian
sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat
tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran
mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi
dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah
terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena
pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin
dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak
dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu
berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan
pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai
kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan
dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap
demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga
Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan
bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan
bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada
kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang
mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan
yang demokratis.
5. Tipe
Kharismatik
Seorang
pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan
para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,
sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
E. Masalah Dalam Kepemimpinan
1. Kurangnya
Koordinasi
a. Koordinasi
dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun, atau
dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang
sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan
kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah
program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak
mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat diperoleh
melalui koordinasi antar penanggungjawab
b. Koordinasi
antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang
buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program
dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah
sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja
seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik
diantaranya.
2. Pengkaderan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1)
perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan memegang
peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal ini kita ambil
definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan sebagai : sebuah
proses yang menghasilkan orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting di
pemerintahan, partai, dsb.
a. Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi
masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo
peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. ( Animo artinya hasrat
dan keinginan yg kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu).
Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah bukan sekedar sukses
ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode
yang lebih sukses”.
Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu
periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada
artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar
karena kelemahan tau bahkan tidak adanya kader penerus.
b. Mempertahankan
kader
Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu
organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan
organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan
sumber daya yang tidak bisa diremehkan.
Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat
memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali
kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha
mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmennya.
3. Praktik
– praktik Organisasi
1. Rasa
hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah
ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut
pandang sebagian besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan
dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir.
2. Kebijakan
dan praktik personel. Masalah
ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat,
pendisiplinan, dan
masalah pensiun anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku
adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
F. Bagaimana
Menjadi Pemimpin Ideal
8 ciri perilaku
yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang baik :
1.
Beri teladan tentang arti sukses kepada
bawahan.
Alasan
umum seseorang tidak berusaha keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak
tahu persis tujuan mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering
mematahkan motivasi kerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bisa memberi contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2.
Beri bawahan Anda peralatan yang mereka
butuhkan.
Banyak
orang mempersepsikan, tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah
bawahannya. Namun, sebenarnya itu bukan tugas dari atasan. Daripada
terus-menerus turun tangan menyelesaikan masalah orang lain, lebih baik berikan
pada bawahan cara
dan rambu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3.
Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan
bawahan.
Tak
hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat
memotivasi produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih
sukses lagi.
4.
Berikan ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya
kesalahan adalah guru terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi
kesalahan yang dilakukan bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan
karena ia tidak becus bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5.
Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur.
Pemimpin
yang baik adalah seorang yang mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada
bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di
sisi lain pastikan diri anda selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan
Anda.
6.
Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat
Seringkali
bawahan anda tahu lebih banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui.
Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di
kantor. Dengan demikian, Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar
terbaik dari masalah tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan
menggurui.
7.
Bersikaplah ramah.
Aturan
mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada
anda jika anda tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik
tak perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya.
Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap
karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8.
Tak kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan
erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda
tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja.
Kenali lebih dekat bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada
akhirnya, kualitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk
bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan
keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin
berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi.Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu berbeda-beda
seperti gaya yang otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang.
B. Saran
Adapun saran yang dapat Saya berikan adalah
sebagai berikut :
1. Melalui
pembahasan kepemimpinan ini, diharapkan mahasiswa memahami arti kepemimpinan.
2. Mahasiswa
diharapkan memahami tentang arti kepemimpinan,pemimpin dan kekuasaan
3. Mahasiswa
diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
ideal dan yang di harapkan